Tuhan Sembilan Senti
Posted November 22, 2007
on:- In: Anti Rokok | Lingkungan | Puisi | Renungan | Sosial
- 21 Comments
Tuhan Sembilan Senti
Oleh Taufiq Ismail
Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok,
Di sawah petani merokok,
di pabrik pekerja merokok,
di kantor pegawai merokok,
di kabinet menteri merokok,di reses parlemen anggota DPR merokok,
di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok,
hansip-bintara-perwira nongkrong merokok,
di perkebunan pemetik buah kopi merokok,
di perahu nelayan penjaring ikan merokok,
di pabrik petasan pemilik modalnya merokok,
di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,
Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im
sangat ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,
Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok,
di ruang kepala sekolah ada guru merokok,
di kampus mahasiswa merokok,
di ruang kuliah dosen merokok,
di rapat POMG orang tua murid merokok,
di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya
apakah ada buku tuntunan cara merokok,
Di angkot Kijang penumpang merokok,
di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk
orang bertanding merokok,
di loket penjualan karcis orang merokok,
di kereta api penuh sesak orang festival merokok,
di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok,
di andong Yogya kusirnya merokok,
sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,
Negeri kita ini sungguh nirwana
kayangan para dewa-dewa bagi perokok,
tapi tempat cobaan sangat berat
bagi orang yang tak merokok,
Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru,
diam-diam menguasai kita,
Di pasar orang merokok,
di warung Tegal pengunjung merokok,
di restoran di toko buku orang merokok,
di kafe di diskotik para pengunjung merokok,
Bercakap-cakap kita jarak setengah meter
tak tertahankan asap rokok,
bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun
menderita di kamar tidur
ketika melayani para suami yang bau mulut
dan hidungnya mirip asbak rokok,
Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul
saling menularkan HIV-AIDS sesamanya,
tapi kita tidak ketularan penyakitnya.
Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya
mengepulkan asap rokok di kantor atau di stopan bus,
kita ketularan penyakitnya.
Nikotin lebih jahat penularannya
ketimbang HIV-AIDS,
Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia,
dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu,
Bisa ketularan kena,
Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok,
di apotik yang antri obat merokok,
di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok,
di ruang tunggu dokter pasien merokok,
dan ada juga dokter-dokter merokok,
Istirahat main tenis orang merokok,
di pinggir lapangan voli orang merokok,
menyandang raket badminton orang merokok,
pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok,
panitia pertandingan balap mobil,
pertandingan bulutangkis,
turnamen sepakbola
mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok,
Di kamar kecil 12 meter kubik,
sambil ‘ek-’ek orang goblok merokok,
di dalam lift gedung 15 tingkat
dengan tak acuh orang goblok merokok,
di ruang sidang ber-AC penuh,
dengan cueknya,
pakai dasi,
orang-orang goblok merokok,
Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im
sangat ramah bagi orang perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup
bagi orang yang tak merokok,
Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru,
diam-diam menguasai kita,
Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh,
duduk sejumlah ulama terhormat merujuk
kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa.
Mereka ulama ahli hisap.
Haasaba, yuhaasibu, hisaaban.
Bukan ahli hisab ilmu falak,
tapi ahli hisap rokok.
Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka
terselip berhala-berhala kecil,
sembilan senti panjangnya,
putih warnanya,
ke mana-mana dibawa dengan setia,
satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya,
Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang,
tampak kebanyakan mereka
memegang rokok dengan tangan kanan,
cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri.
Inikah gerangan pertanda
yang terbanyak kelompok ashabul yamiin
dan yang sedikit golongan ashabus syimaal?
Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu.
Mamnu’ut tadkhiin, ya ustadz.
Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz.
Kyai, ini ruangan ber-AC penuh.
Haadzihi al ghurfati malii’atun bi mukayyafi al hawwa’i.
Kalau tak tahan,
Di luar itu sajalah merokok.
Laa taqtuluu anfusakum.
Min fadhlik, ya ustadz.
25 penyakit ada dalam khamr.
Khamr diharamkan.
15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi).
Daging khinzir diharamkan.
4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok.
Patutnya rokok diapakan?
Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz.
Wa yuharrimu ‘alayhimul khabaaith.
Mohon ini direnungkan tenang-tenang,
karena pada zaman Rasulullah dahulu,
sudah ada alkohol,
sudah ada babi,
tapi belum ada rokok.
Jadi ini PR untuk para ulama.
Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok,
Lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan,
jangan,
Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini.
Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu,
yaitu ujung rokok mereka.
Kini mereka berfikir.
Biarkan mereka berfikir.
Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap,
dan ada yang mulai terbatuk-batuk,
Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini,
sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok.
Korban penyakit rokok
lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas,
lebih gawat ketimbang bencana banjir,
gempa bumi dan longsor,
cuma setingkat di bawah korban narkoba,
Pada saat sajak ini dibacakan,
berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di negara kita,
jutaan jumlahnya,
bersembunyi di dalam kantong baju dan celana,
dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna,
diiklankan dengan indah dan cerdasnya,
Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri,
tidak perlu ruku’ dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini,
karena orang akan khusyuk dan fana
dalam nikmat lewat upacara menyalakan api
dan sesajen asap tuhan-tuhan ini,
Rabbana,
beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.
21 Responses to "Tuhan Sembilan Senti"
@Alle : Ayo tebak! Kenapa orang yang merokok rambutnya tidak beruban?
@ Indah : Kebanyakan sebelum beruban udah meninggal!!!
Gue ngerokok kalo lagi ‘nongkrong di wc’, dah kebiasaan dari es em pe…..
Buruk ye?
Gimana dunk abisnya, selama pabrik rokok masih beroperasi, gue pasti nyari rokok kalo pengen ‘nongkrong’…hehehhe
@ Semua :
ARTI SEBUAH KETELADANAN
Konon ada sebuah seminar yang diperuntukkan bagi kalangan eksekutif muda yang masih hobby merokok. Temanya : “Bahaya rokok ditinjau dari berbagai aspek”. Pembicara pertama seorang doter spesialis paru2 dan jantung memaparkan dengan ilmiah akan bahaya rokok. Dalam waktu satu jam peserta yang hadir sudah bertekat bulat untuk menghentikan ‘bad habbit’ ini, karena paparan yang sangat meyakinkan, ilmiah, logis dan menarik. Apa yang terjadi dalam sesi ‘coffee break’. Ternyata sang dokter spesialis mengeluarkan ‘Tuhan Sembilan Centi’ dan dangan tenang…..cool …..menghisap dan menikmatinya di depan mata para eksekutif muda yang sebetulnya segera akan mendapat hidayah. Acara itu akhirnya percuma…sia-sia…alias mubadzir… “KABURO MAKTAN’ (QS 61 :2).
gimana caranya memberantas perokok di angkot? keseeeeeellllllllllllllll buanget!! padahal do bogor juga udah ada Perda tentang pelarangan merokok di tempat umum.. Tapi kenyataannya… 😦 Grrrrrrrhhhhhhhhhhhh
Soal perokok diangkot, gue saksi hidup gimana juteknya Ina kalo pas kebetulan diangkot ada yg ngerokok..hehheheehhe….lebih mengerikan daripada mata kuliah Herr Sitorus…….:P
@Ina :
Tips menghentikan orang di angkot (dekat kita) merokok.
Plototin tuh asapnya…(jangan orangnya, ntar berantem). Ikuti dengan gerkan bola mata kita kemana asanya berterbangan. Ntar dia (perokok) yang sadar diri akan merasa bersalah danakan mematakan rokoknya. Boleh coba deh, Ina resp dari saya.
@Bang Luk : Kata Pak Taufik Ismail Kuda Bendi, Kuda Andong sekarang bahkan mau belajar merokok. Jadi ane nggak mau punya kuda bendi, kuda Mitzubishi aja. Pokoknya lewat mimbar2, ceramah2 ane berazam akan menylipkan tetang bahaya rokok dan kewajiban menghentikannya.
yagh , nasib gue gimana dunk kalo pas ‘nongkrong di wc’???..kan tidak mengganggu yg lain???
Betul saudaraku, tidak menggagu orang kalo lagi WC, mungkin mengganggu hak organ tubuh kita yang merupakan amanah Allah.
@Ka Shodiq:
Aku dah coba tuh dengan cara bola mata mengikuti asap rokoknya, tapi seperti kata ka saad, mereka tetep aja cuek bebek. Malah yang udah aku tegor pun suka ada yang cuek bebek. Mereka malah ada yang bilang: “kalo mau nyaman, naik mobil sendiri aja mba…” Trus aku bilang: Eh, kebalik tuh, kalo kamu mau nyaman bisa ngerokok segala, ya kamu yang naik mobil sendiri, jadi gak ganggu orang lain!” 😦 pokoknya aku udah mencoba berbagai macam cara deh dalam menghadapi prokok di angkot.. Sometimes it works, sometimes it doesn’t.. Ya udah deh, tiap ada yang ngerokok di angkot, daku jadi super jutek, he he he…
@Nurul:
Biar di WC juga tetep aja ganggu orang lain. Kan kalo kita ke WC setelah ada orang yang merokok di WC itu, waaaahhhh asepnya itu lho, puaraaaah buanget! Kan asepnya berkutat disitu2 aja, jadi ya mengganggu sekali lha yaw :p
Jadi intinya..gue harus berenti ngudut walopun itu di wc rumah gue ndiri ya?….hmm….lemme see deh;)
@Ina : Yang penting kita udah usaha, hasil kita serahkan kepadaNya. Memang terkadang kita lupa tidak menyertakan do’a dalam langkah dan upaya yang kita anggap baik.
Kak Sodiq emang slalu TOP dah;-)…..
1 | emaknyamaxi
November 22, 2007 at 2:08 pm
Jika dalam waktu kerja saja ada istirahat 10 menit utk merokok, berapa korupsi waktu yg telah diambil dlam sehari dan berapa korupsi waktu yang telah diambil dalam sebulan, setahun ? Hitung sendiri…pokoknya rugi deh memperkerjakan orang yag merokok.